SD 1 : Wall Climbing at Eiger Cihampelas

20 11 2007

Hari ini kelas 1 ke Eiger mau nyobain Wall Climbing. Anak-anak semangat banget setelah sebelumnya minggu lalu kecewa karena nggak jadi berangkat. Untung hari ini Eiger-nya bisa. Bahkan kelas 2 B juga ikut.

Karena yang ikut lumayan banyak, jadi naik 3 mobil : mobil jemputan, mobil Biya ama mobil Adin. Di jalan tebak-tebakan deh:

“Zebra apa yang dilindes nggak mati?”. “Zebra Cross”
“Ikan apa yang matanya banyak?”. “Ikan teri sekilo”
“Kebo apa yang cape?”.”Ke Bogor jalan kaki.”
He, he, he lumayan ngisi waktu di jalan…

Sampai di Eiger, anak-anak langsung gentar ngeliat Climbing Wall di depan Eiger yang tinggi banget. Kebetulan dinding ini sedang dipakai latihan sama sekelompok orang yang besar-besar. “Ih, takut ah. Tinggi banget!” komentar anak-anak. Ternyata bukan dinding ini yang bakal dipanjat, tapi dinding khusus untuk anak-anak di bagian dalam toko.

Selanjutnya, kelas 1 pemanasan dulu dipimpin Pak Sururi sementara Bu Sari membeli tiket seharga 10.000/orang. Setelah itu, baru deh masuk ke toko mengintip kelas 2B yang sudah lebih dulu masuk ke ruang panjat. Ruang panjat anak terletak di samping kiri toko. Ruang tersebut berjendela besar sehingga kita bisa ngintip ke dalam, melihat kelas 2B yang sedang memanjat dinding beriringan.

Nggak betah nongkrong dekat jendela, kelas 1 pun menyebar ke belakang toko. Wah, ada perahu karet nih. Berposelah kelas 1 di situ. Sekalian panjat-panjatan. Latihan dulu kali, sebelum Wall Climbing di dalam. Selain itu juga ada sepeda, tenda, perahu kayu dan kano yang dipajang di belakang toko.

Untuk masuk ke ruang panjat, kelas 1 harus naik tangga putar dulu ke ruangan di atas ruang panjat. Di sana tas dan sepatu dititipkan supaya tidak merepotkan. Lalu dengan menggunakan tangga dinding, satu demi satu anak-anak pun turun memasuki ruang panjat.

Climbing Wall-nya cukup lebar dan panjang. Anak-anak harus menyusuri dinding dari kiri ke kanan secara bergiliran. Sebelumnya tangan harus dilumuri kapur dulu supaya tidak licin. Kelas 1 semangat sekali mencoba memanjat dinding. Yang jatuh tidak perlu khawatir karena ada kasur yang empuk sebagai dasarnya. Penuh semangat anak-anak mencoba, yang jatuh segera kembali mengantri untuk mencoba dari awal.

“Eh, yang bikin Climbing Walinya itu Babaku lho. Namanya ABALABA. Aku udah sering ke situ jadi pada kenal.” celoteh Haekal yang memang paling betah manjat-manjat sampai tinggi banget sementara yang lain udah mau pulang.

Hampir 1 jam anak-anak berada di dalam ruangan. Keringat mereka pun turun membanjiri wajah dan rambut. Memang agak panas di dalam ruangan.

Ini dia wajah kelas 1 yang penuh semangat :

Jam 11 kelas 1 pun kembali lagi ke SAB. Bagaimana kesan-kesannya? Menyenangkan?
“Seneng tapi cape!” kata Adin.
“Sakit tangannya.” tambah Farhan.
“Tadi aku masuk ke tembok yang ada lubang hitamnya.” cerita Ihsan.
“Aku juga….” ujar Kelana.
“Memang didalamnya ada apa?” tanya Bunda Adin.
“Setan!” teriak Ihsan.
“Bukan… pocong…” ralat Najat.
“Suster ngesot tau….” tambah Kelana.
He, he, he… imajinasi anak nggak ada duanya yah. Pengaruh film horor Indonesia yang lagi booming?

Sepanjang jalan pulang, anak-anak bernyanyi lagu Potong Bebek Angsa yang sudah “digubah” bagian reff-nya:
Masuk ke hutan
Nyolong rambutan
Dikejar-kejar sama orang utan

Ada-ada aja….





SD 1 : Outing ke Gramedia

3 10 2007

Hari ini hari pertama puasa, Kamis 13 September 2006. Setelah kemarin berpanas-panasan pawai, sekarang kelas 1 berkunjung ke toko buku Gramedia di Jl. Merdeka.

Jam 9 lebih seperempat, anak-anak tiba di pelataran parkir Gramedia. Kami disambut oleh staf Gramedia dengan ramah. Kak Bayu yang memegang megaphone menyambut anak-anak yang berbaris di depan pintu masuk. Di sampingnya berdiri Kak Adjat yang akan turut memandu kami mengelilingi Gramedia.

Kak Bayu menyapa anak-anak,” Selamat pagi anak-anak. Assalamualaikum.”
“Wa’alaikum salam.” sambut anak-anak.
“Wah, kurang keras nih suaranya. Semangat dong…,” komentar Kak Adjat,” Assalamualaikum, adik-adik!”
“Wa’alaikum salaaaam.” teriak anak-anak menggelegar. Nah itu namanya baru anak- anak SAB yang penuh semangat. He, he,he…

“Sekarang, kakak akan memperlihatkan Gramedia kepada adik-adik semua yah. Nanti juga akan ada percobaan sains. Terus ada game-nya lagi. Hadiahnya banyak lho. Senang tidak?” tanya Kak Bayu.
“Senaaaaang!” teriak anak-anak. Wah, kalau dapat hadah langsung pada merhatiin dengan semangat 45 nih !

“Sekarang, sebelum mulai kita berdoa mau belajar dulu, ya. Ayo, siapa yang mau mimpin doa?” tawar Kak Bayu. Beberapa anak mengacungkan jari dengan semangat. Akhirnya Fauzi yang terpilih buat maju ke depan.

Dibantu Bu Sari, Fauzi pun memegang mike sambil melafalkan doa,” Roditubillah hirobah. Wa bi Islam midina. Wa bim muhammadin nabiyya warasulullah. Robbi zidni ilman warzuqni fahman. Amin.” Hadiah yang pertama pun jatuh ke tangan Fauzi. Sebatang bolpoin berwarna shocking green yang lucu.

Area yang pertama dikunjungi adalah Lantai Dasar. Kami semua berbaris mengikuti Kak Bayu dan Kak Adjat yang menerangkan jenis-jenis barang yang dijual di Lantai Dasar tersebut.

“Ada yang tahu nggak, diskon itu apa ya, adik-adik?” tanya Kak Bayu ketika mendekati area stationery berpotongan harga.
“Dimurahin.” jawab Kean lantang dan pasti. He, he, he….
Yak, betul….! Dapet bolpoin deh Kean…

Sebelum lanjut ke lantai atas, kami melewati tempat penitipan barang. Kak Adjat bertanya,”Ini tempat apa adik-adik?”
“Tempat penitipan balang!” satu suara lantang menjawab.
“Untuk apa ya penitipan barang itu?” tanya Kak Adjat lagi.
“Untuk menitipkan balangnya olang-olang!” jawab suara itu lagi.
Siapa itu? Itulah Fikli… eh, Fikri deng… he, he, he….

Selanjutnya kami diperlihatkan cara kerja bagian Informasi di lantai atas. Bang Arul bahkan mau mencoba memberi pengumuman lewat mike. Tapi pas udah giliran ngomong kok suaranya kecil banget yah, nggak sesuai ama bobot tubuhnya nih? Masih malu-malu nih Bang Arul…. Ga papa deh, latihan dulu kali!

Tibalah kami ke lantai paling atas. Karpet biru yang lebar telah digelar untuk tempat duduk anak-anak. Di depannya terdapat meja tempat benda-benda untuk percobaan diletakkan. Wah, ternyata Kak Bayu dan Kak Adjat mau menunjukkan percobaan sains dari buku.

“Sebelumnya, Kakak mau bagi-bagi hadiah dulu nih lewat game.” kata Kak Bayu. “Siapa yang duduknya paling manis boleh ikut game ini.”

Ternyata Ica, Ivo, Najat dan Adin yang terpilih ikutan game menyusun buku. Ica dan Najat membentuk tim melawan Ivo dan Adin. Siapa yang paling banyak meyusun buku tanpa jatuh, maka kelompoknya yang menang.

Ayo, ayo, semuanya memberi semangat. Ih, susah juga ya menegakkan buku. Jatuh melulu, nih! Tapi Najat jagoan lho, paling banyak menyusun bukunya. Jadi kelompoknya Najat dan Ica menang deh! Tapi tenang aja, semuanya dapat hadiah kok. Buku FARM yang lucu! Asyik!

Nah, sekarang tiba saatnya percobaan dimulai. Kak Bayu dan Kak Adjat mulai meniup balon. Terus balonnya ditusuk peniti. Ajaib …balonnya nggak meletus!

Padahal anak-anak udah pada tutup kuping takut ngedenger suara balon meletus. Malah meletusnya waktu ditetesi minyak kayu putih. Aneh kan? Ayo, kenapa coba? Sulap atau sihir? Bukan kok, penjelasannya bisa didapat di buku “82 Percobaan Ilmu Pengetahuan”. Coba dicari ya?

Berikutnya, Biya jadi asistennya Kak Adjat. Biya pegang balon kuning. Terus ke dalam balon kuning itu dimasukkan beberapa sendok soda kue oleh Kak Adjat. Sementara itu, Kak Bayu menuangkan cuka ke botol. Lalu balon berisi soda kue itu dipasangkan di atas mulut botol. Apa yang terjadi?

Soda kue di dalam balon jatuh di atas cuka dan bereaksi membentuk busa. Terbentuklah gas karbondioksida yang mengakibatkan balon membesar. Wuih, Biya sampai terkejut melihat balonnya membesar!

Selanjutnya, percobaan gunung meletus. Ke dalam miniatur gunung dimasukkan bubuk putih. “Apa ini anak-anak?” tanya Kak Adjat. Eh, anak-anak nggak ada yang jawab. Kak Bayu membantu, “Ini soda ku…”. “Shodaqollahuladzim…” sambar Ihsan keras. He, he, he…. ketahuan nih Ihsan rajin ngaji ya!

Terus, Kak Adjat memasukkan bubuk pewarna merah. Terakhir, cuka pun dituangkan. Wah, cairan merah langsung meluap keluar dari dalam gunung. Persis seperti lava ya….

Masih seputar timbulnya gas karbondioksida, botol yang diisi soda kue dan cuka dihubungkan ke gelas berisi air melalui sedotan. Gas dari botol pun pindah melalui sedotan, mengakibatkan air di gelas berbusa putih. Kaya soda ya?

Haekal sampai bertanya,”Bisa diminum nggak yah airnya?” He, he, he… Haekal kehausan yah, sampai kabita gitu!

Yang menarik lagi adalah percobaan tinta rahasia. Farhan diminta menulis nama teman terbaiknya di atas kertas menggunakan tinta air jeruk. Lalu kertas itu dikeringkan dengan hairdrier. Selanjutnya campuran air dan betadine diulaskan di atas tulisan yang tak terlihat tadi. Wah, sekarang tulisannya terbaca. Teman terbaik Farhan adalah : Adin. 

Setelah seluruh percobaan selesai, anak-anak dipersilakan memilih buku sesuai kesukaan masing-masing. Kelas 1 pun sibuk melihat-lihat buku. Anggaran yang diberikan adalah Rp 20.000/anak. Ada yang beli 2 buku, ada juga yang hanya 1.

Kemudian anak-anak berbaris mengantri dengan tertib di depan kasir. Bu Sari memberi uang Rp 20.000 untuk setiap anak sehingga semuanya bisa belajar membayar sendiri buku pilihannya. 

Nah, akhirnya selesai juga rangkaian acara kunjungan ke Gramedia. Anak-anak pun berpamitan kepada Kak Bayu, Kak Adjat dan semua staff Gramedia yang dengan ramah telah menerima kehadiran kami semua. Sampai jumpa lagi!





TK B : Outing ke Gelanggang Samudra Ancol

31 05 2007

Lesson plan bulan April kan temanya hewan, jadi pada hari Kamis, 26 April 2007, TK B outing ke Gelanggang Samudra – Ancol. Semua anak TK B (12 orang) ikut didampingi orang tua masing-masing. Pak Soleh, Bu Zulfa dan Pak Eko tentu saja turut serta. Total rombongan yang berangkat berjumlah 38 orang.

Jadwalnya, semua berkumpul di parkiran Dago Tea House pukul 05.30. Yang pertama datang Ikhsan, lho! Kata Bundanya, Ikhsan begitu semangat sampai jam 04.00 pagi udah bangun dan langsung siap-siap. Berikutnya Adin, lalu Bu Zulfa bersama Yudo, diikuti oleh teman-teman lain. Seharusnya kami berangkat jam 06.00 tapi molor setengah jam menunggu yang telat datang.

Di bis, sebagian anak-anak bikin “kubu” di belakang sama Bu Zulfa, main tebak-tebakan. Sementara Yudo, Ikhsan, Bryan, dan Kelana di depan nonton VCD Ultraman-nya Yudo.

Mendekati kemacetan di pintu tol Pondek Gede, Pak Soleh mengumpulkan anak-anak buat main tebak-tebakan hewan. Yang tebakannya benar dapat hadiah.

“Sebelum menebak, kalian harus menanyakan ciri-ciri hewan tersebut. Nanti Pak Soleh menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’. Kalau kira-kira sudah jelas ciri-cirinya, baru kalian tebak nama binatangnya, ya.” jelas Pak Soleh.

“Ciri-ciri itu apa sih, Pak Soleh?” tanya Haikal yang duduk di pangkuan Pak Soleh.
“Ciri-ciri itu misalnya apakah hewan itu berkaki 4, atau apakah hewan itu hidup di darat, atau apakah hewan itu makan rumput. Begitu.” urai Pak Soleh lagi.

Anak-anak langsung semangat nebak deh! Soalnya yang benar tebakannya, dapet hadiah yang dibungkus koran. Nggak perlu takut nggak kebagian hadiah, soalnya yang udah dapet hadiah nggak boleh nebak lagi. Tapi boleh mbantuin temennya dengan cara menanyakan ciri-ciri hewan yang harus ditebak.

Pertanyaan favoritnya anak-anak adalah “Apakah berkaki empat?”. Wah, anak-anak hebat deh. Semua teka-teki Pak Soleh bisa dijawab bareng-bareng. Siplah…

Selesai tebak-tebakan, giliran Pak Soleh memainkan gitar mengiringi anak-anak bernyanyi. Lagu andalan anak-anak? Apalagi kalau bukan “Memandang langit dari atas bukit…” Anak-anak Sekolah Alam gitu lho. Yah lagunya tentang keindahan alam dong…

Tak terasa, bus semakin mendekati Ancol. Di pintu gerbang, Bunda Yudo turun untuk mengurus tiket masuk. Kalau rombongan, masuk ke Ancol dapat potongan harga. Yang asalnya bayar 50.000 (tiket masuk Ancol + tikel Gelanggang Samudra) jadi 40.000 saja. Lumayan kan?

Pk 09.30, bus sampai tepat di depan di Gelanggang Samudra. Anak-anak berbaris masuk dengan tertib sambal membawa tiket masuk yang dibagikan oleh Bunda Yudo. Wah, arsitektur Gelanggang Samudra yang baru direhabilitasi ini memang bagus banget!

New Gelanggang Samudra Ancol adalah theme park yang terdiri dari tiga kawasan, yaitu 1001 Night Legends, Aztec Land & Carribean Adventures. Pada Kawasan 1001 Night Legends, kita diajak berpetualang memasuki cerita 1001 malam, menikmati bangunan-bangunan, pedestrian & sarana penunjang yang bergaya jaman Abbasyah, salah satunya adalah “Wahana Sea Catle”. Di dalam wahana-wahana ini kita dapat menyaksikan kecerdasan dan ketangkasan lumba – lumba dalam melakukan berbagai macam atraksi yang dikemas dalam cerita “Aladin dan Putri Yasmin”, dan aksi singa laut dalam cerita “Magical Sea Lion”.

Di Kawasan Aztec Land, kita diajak berpetualang ke zaman keemasan Suku Aztec, dimana terdapat “The Pyramids” yaitu pyramid suku Aztec seluas 2.200m2, tinggi 25 meter dengan ornament khas, didalamnya terdapat “Sinema 4-D” terbesar di Asia Tenggara, dan pertama di Indonesia.

Sedangkan kawasan Carribean Adventures akan mengajak pengunjung menikmati wahana permainan interaktif yang berbasis air & petualangan dalam kehidupan bajak laut di negri Karibian pada masa abad pertengahan.

Pentas Aneka Satwa yang terletak di sisi kanan gerbang ternyata sudah memulai pertunjukannya. Jadilah kami menonton aksi binatang-binatang yang pintar. Beruang tampil bertepuk tangan, memakai kalung, naik sepeda, naik mobil, bermain gitar dan bermain bola.  Orang Utan berjoget, bertepuk tangan, naik sepeda dan memakai baju sendiri. Lingsang (Kucing Air) sanggup menaikkan bendera, membuang sampah ke tempatnya, berjualan bakso, menari Jaipong, bermain bola basket dan mendorong bulldozer.

Kelar aksi satwa lucu, kami menuju ke pentas singa laut. Ada 3 ekor singa laut yang pentas. Mereka menyambut penonton dengan memberi salam lewat gerakannya yang khas, atraktif, seolah-olah tahu dirinya adalah seorang bintang. Lalu, mereka tidur, mencuci muka, menaikkan bendera dan bertepuk tangan. Juga membuat tiga lingkaran, mengambil gelang dalam air, memakai payung, bermain bola dan menggendongnya.

Selanjutnya giliran pentas lumba-lumba. Di kolam berkedalaman 6 meter dengan auditorium berkapasitas 2.500 orang, 36 ekor lumba-lumba terlatih akan menyapa kita, lewat kelucuan, keakraban dan keanehannya, serta siap memperagakan kecerdasan dan ketrampilan mereka. Dengan berat rata-rata 90 kilogram dan panjang 2 meter, di bawah bimbingan pelatih yang berpengalaman, lumba-lumba akan membuat lingkaran tiga, berhitung, dan yang paling fantastis dan mendebarkan, ketika dengan tangkasnya mereka melompat melewati gelang api.

Saat pertunjukan, hanya 2 lumba-lumba yang beraksi. Mungkin show-nya gantian kali, supaya lumba-lumbanya nggak cape. Anak-anak semangat banget waktu ditawarin naik di atas boat yang ditarik lumba-lumba!

Selain lumba-lumba, ada juga 2 paus putih atau beluga yang tergolong hewan langka, lho! Si Owen dan Nyun-Nyun namanya. Keduanya berasal dari Rusia. Paus putih adalah jenis paus yang paling cerdas dan penting dalam kemiliteran karena memiliki sonar pendeteksi ranjau. Wah, dahsyat kan!

Beluga juga dikenal sebagai “Kenari Laut” berkat suaranya yang mencicit dan melengking. Nyanyiannya juga sempat dipertunjukkan kepada pengunjung kali ini. Oh iya, katanya paus putih itu saat lahir kulitnya berwarna hitam atau coklat. Dalam waktu lima tahun, baru berubah jadi putih. Wah, pake kosmetik whitening merk apa ya? He, he, he…

Terakhir, kita nonton Sinema 4D yang merupakan pertunjukan film 3 dimensi yang ditambah dengan berbagai Special Effects  seperti hembusan angin, cipratan air, getaran & gerakan tempat duduk, kabut & bau – bauan. Penggunaan special effect ini disesuaikan dengan jalan cerita sehingga akan menambah sensasi yang luar biasa dan dapat membawa kita ikut terlibat langsung dalam petualangan seru dalam film yang kita saksikan. Oh iya, untuk menontonnya kita memerlukan kacamata khusus yang dipinjamkan sebelum memasuki sinema.

Sinema 4-D diputar dalam “The Pyramids” yaitu pyramid suku Aztec seluas 2.200 m2, tinggi 25 meter dengan ornament khas, memiliki kapasitas 304 tempat duduk dan layar setinggi 14 x 24 meter dimana film berasal dari Belgia, sedangkan teknologi kursi & special effects berasal dari Austria dan diperuntukkan untuk semua usia.

Saking banyaknya penonton, rombongan SAB pun terbagi 2. Jadi yang nonton duluan menunggu rombongan berikutnya yang masih di dalam piramid, sambil makan siang. Sebagian anak pun memanfaatkan waktu untuk mencoba beragam wahana permainan seperti Wahana Ubur-Ubur (Baloon Race) dan Wahana Laga-logon (Kiddy Bumper Car).

Hujan yang sempat turun, tidak menghalangi anak-anak “terbang” bersama balon terbang yang mengasyikkan sekaligus cukup memusingkan. Bahkan, saking asyiknya bermain bumper car, anak-anak ada yang memainkannya berkali-kali! Untungnya berlaku tiket terusan. Jadi mau berapa kalipun bermain, yah tidak perlu membeli tiket lagi. Asyik kan!

Untuk menyempurnakan perjalanan kali ini, nggak afdol dong udah di Ancol tapi nggak nyobain berenang di laut. Jarang-jarang kan anak-anak gunung main di laut! 

Akhirnya, anak-anak pun mencemplungkan diri dengan suksesnya ke laut. Rintik-rintik hujan yang turun dan mengusir pengunjung lainnya, tidak mampu membuat anak-anak SAB berhenti main. Malah makin asyik, pantainya jadi sepi dan lega!

Puas bermain air, anak-anak pun mandi di pancuran dekat pantai. Kemudian jam 5.00 sore, rombongan berkumpul kembali di bus untuk pulang ke Bandung. Huaaah… cuapek juga nih, tapi seneng bangeeeeet…..





TK B : Outing ke Bandung TV dan Taman Lalu Lintas

16 05 2007

Tanggal 5 April 2007, TK B outing ke Bandung TV dan Taman Lalu Lintas. Kok 2 yah? Sebenarnya ke Taman Lalu Lintas tuh harusnya 2 bulan yang lalu, sesuai dengan tema Alat Transportasi. Sedangkan ke Bandung TV harusnya sebulan yang lalu, karena temanya Alat Komunikasi. Tapi berhubung batal, jadi bulan April ini dirapel outingnya ke 3 tempat. Rencananya, sesuai dengan tema Hewan, outingnya mau ke Gelanggang Samudra Ancol. Jadi, tunggu tanggal mainnya yah.

Sebelum pergi, kita briefing dulu di saung TK B. Bu Zulfa menjelaskan sedikit tentang Bandung TV dan berpesan agar anak-anak tidak ribut di sana. Pertanyaan penting yang diajukan Ozan adalah, “Kalau kita mau eo’ di sana ada nggak Bu?”. He, he… polosnya anak-anak… Dari parkiran atas, kita berangkat jam 9 menuju ke kantor Bandung TV di Jl. Sumatera. Di sana kita disambut oleh Pak Wisnu yang langsung membawa kita ke ruang studio. Di studio inilah acara berita direkam.

Studionya cukup luas. Dindingnya dilapisi kain seperti karpet untuk meredam bunyi. Ada 5 lampu besar yang digantung di langit-langit studio. Studionya dibagi untuk acara bincang-bincang dan acara berita. Setiap acara punya dekorasi latar belakang yang berbeda.

Ketika masuk, anak-anak langsung melihat mbak penyiar yang sedang siaran berita. Lalu dijelaskan oleh Pak Wisnu, bagaimana prosesnya sampai rekaman gambar di studio bisa sampai ke tv di rumah kita. Jadi, gambar yang diambil kamera, lalu masuk ke tv-tv di master room, terus langsung dikirim oleh antena pemancar di luar menuju ke menara pemancar di Lembang. Nah, dari sana baru dipancarkan oleh menara yang beradius pancar 5 km ini, ke rumah masing-masing. Oh gitu toh, anak-anak menyimak penuh konsentrasi.

“Terus Pak, gimana prosesnya sampai berita kebakaran misalnya, bisa sampai disiarkan?” tanya Bu Zulfa. “Kalau ada kejadian seperti itu, Bandung TV akan mengirim reporter dan cameraman untuk meliputnya. Nanti kaset berisi gambar kejadian akan diedit di editing room untuk memilih gambar yang bagus. Habis itu, dibuat naskah berita yang akan dibacakan penyiar. Begitu ceritanya.” jelas Pak Wisnu lagi sambil memperlihatkan naskah berita yang dibaca oleh penyiar.

“Nah, anak-anak inilah yang namanya nas….” potong Pak Wisnu. “si….” sambar Kelana. He, he… ketawa semua deh anak-anak. Kelana udah laper yah, ingetnya nasi aja? Kelana nih emang iseng berat, sampai sempat nyobain jadi penyiar, Tapi bukannya nyiarin berita malah cuma duduk berputar-putar aja di kursi putarnya mbak penyiar. He, he…

Terus, kita juga ditunjukin ruang master untuk menyiarkan gambar dan ruang editing untuk mengedit gambar-gambar sebelum disiarkan. Di ruang editing, banyak komputer yang menggunakan software Adobe Premiere Pro untuk mengedit gambar. Sedangkan di ruang master, banyak tv yang menangkap gambar dari kamera yang berbeda-beda. Kan di studio kameranya nggak hanya 1, tapi 3. Untuk mengambil gambar dari sudut yang berbeda. Gitu deh, penjelasannya.

Di luar kantor, kita juga melihat mobil Bandung TV yang digunakan untuk meliput. Di dalamnya juga ada tempat mengedit dan menyiarkan gambar langsung ke kantor. Antena pemancar TV yang berwarna oranye juga terlihat menjulang tinggi. Terus, ada juga 2 antena parabola kecil berwarna putih untuk mengirim gambar lewat satelit.

Sebelum pamit, kita sempat berfoto bersama Pak Wisnu. Terus kita langsung ke Taman Lalu Lintas.

Di sana, setelah membeli tiket anak-anak berbaris masuk dengan rapi. Kita naik sepeda, mandi bola, naik kereta api dan main di playgroundnya. Tak lupa, Bu Zulfa pun menjelaskan arti rambu-rambu lalu lintas yang banyak dipajang di sana.

Akhirnya jam 12, kita semua masuk mobil untuk kembali ke SAB lagi. Sampai outing berikutnya, teman-teman…





TK B : Outing ke Jatihandap

16 05 2007

Hari Rabu kemarin, anak-anak PG, TK A & TK B SAB outing outbound ke Saung Katineung di Jatihandap. Outing ini dalam rangka latihan pengendalian perahu karet atau bahasa kerennya Landing Craft Rubber (LCR).

Jam 8 pagi, anak-anak, guru dan orang tua yang mengantar, sudah berkumpul di parkiran atas. Akhirnya, setelah mengabsen dan membagikan snack, semuanya berangkat ke Jatihandap pada pukul 8.30. Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 1 jam. Guru yang ikut adalah guru TK B (Pak Soleh dan Bu Zulfa), guru TK A (Pak Wahyu dan Bu Nita), Bu Titin, Pak Eko, Pak Ganjar dan Pak Nandang.

Jl. Jatihandap sendiri letaknya di seberang terminal Cicaheum. Setelah menyusuri jalan Jatihandap dan ketemu jalan Sasakbatu, sampailah kita di lokasi Saung Katineung sekitar jam 9.15. Saung Katineng lokasinya cukup luas dan posisinya menurun ke bawah dari jalan raya. Di sana ada saung tempat beristirahat, kolam renang, kolam perahu, lapangan bola dan sungai berjembatan bambu.

Turun dari mobil, anak-anak langsung berbaris di sisi kolam renang. Setelah itu, di bawah komando Pak Soleh, anak-anak menuruni tangga menuju ke lapangan. Mau pemanasan dulu nih ceritanya! Wah, anak-anak semangat banget nih pemanasannya… Semua mengikuti gerakan senam yang dipimpin Pak Soleh, Bu Zulfa, Pak Wahyu dan Bu Nita.

Kelar senam, anak-anak berlari mengelilingi lapangan untuk selanjutnya naik lagi ke atas. Wah, cape juga ya pemanasannya… anak-anak sampai kehausan tuh saking seriusnya… he, he, he… Sambil istirahat, anak-anak cari permainan sendiri. Ada yang main jungkat-jungkit atau putar-putaran di permainan yang tersedia di sana.

Jam 10, anak-anak berkumpul kembali di tepi kolam perahu. Masing-masing sudah mengenakan rompi pelampung, kecuali Ivo sama Bryan yang nggak punya. Jadi akhirnya Ivo minjem punya Ica deh. Kalau Bryan sih bablas, alias nggak pake pelampung langsung berperahu karet. Kolamnya nggak dalem sih, cuman sedengkulnya anak-anak!

Ada 2 jenis perahu. Perahu karet untuk anak TK B dan perahu kayu untuk anak TK A dan PG. Satu perahu karet muat 4 orang anak, 2 anak di kiri dan 2 anak di kanan. Mereka duduk di pinggir perahu karet dengan satu kaki mencebur ke air dan kaki lainnya tetap di dalam perahu. Gaya Cowboy Style gitu deh…

Giliran pertama, kelompok Blue Wheel. Yudo dan Ica di depan sedangkan Ozan dan Ima di belakang. Masing-masing membawa dayung untuk dikayuh sesuai komando Pak Soleh. Berhubung masih amatir, jadi gaya ndayungnya belum kompak nih, akibatnya sang perahu berputar-putar tak terkendali. Ozan aja sampai nyebur dengan suksesnya…, he, he, he. Dengan perjuangan berat, akhirnya mereka berhasil juga mencapai posisi “harta karun” di tengah kolam!

Berikutnya kelompok Jelly Fish yang diawaki oleh Kelana dan Ivo di depan, sedangkan Bryan dan Adin di belakang. Kali ini yang nyebur Kelana… dan nggak cukup sekali, tapi berkali-kali! Anggota tim yang lain sampai kesal nih, karena Kelana nggak konsentrasi… keasyikan nyebur sendiri! Setelah berhasil meraih kantong plastik hitam “harta karun”, kelompok Jelly Fish pun kembali ke pangkalan. Adin dan Ivo berfoto dulu dong bareng “harta karun” yang isinya snack itu…

Setelah kelompok terakhir selesai (Little Shark : Haekal, Pica dan Biya), semuanya nyemplung ke kolam renang. Pak Wahyu langsung jadi bintang deh! Semua anak berebut nyipratin air sama naik ke bahu Pak Wahyu… wah, seru banget!

Bosen berenang, anak-anak pindah ke kolam lumpur buat berburu ikan. Ngeliat mereka pada asyik , berkubang lumpur, kayanya adegan ini cocok deh buat syuting deterjen Rinso! Berani kotor itu baik…

Setelah mandi dan makan siang, sekitar jam 1, anak-anak bersiap-siap pulang. Di dalam mobil, nggak tampak kalau mereka lelah. Malah asyik tebak-tebakan. Tebakannya Adin, “Paus apa yang bisa berjalan dan nggak suka makan ikan mentah?”. Anak-anak pada nggak tahu. “Nyerah?” tanya Adin lagi yang diiyakan anak-anak.” Pa Us..tad!”. He, he, he…

Nggak kerasa perjalanan berakhir di parkiran atas SAB. Anak-anak pun bubar kembali pulang ke rumah masing-masing. Kapan nih outing seru kaya gini lagi?