SD 1 : Kita Buat Susu Kedelai, Yuk!

12 12 2007

Kamis 6 Desember 2007, kelas 1 mau mencoba membuat susu kedelai sendiri. Wah, gimana caranya ya? Mama Kean akan menunjukkan proses pembuatannya. Inilah enaknya sekolah di SAB, orang tua murid juga bisa ikut berpartisipasi menbagikan ilmunya pada anak-anak.

Pertama-tama, kedelai dituangkan ke baskom untuk diperiksa dulu. Kedelai yang sudah jelek disisihkan agar tidak membuat susunya nanti berasa kurang enak. Anak-anak yang dibagi dalam 3 kelompok pun sibuk duduk di sekeliling baskom kelompoknya masing-masing dan mulai mengaduk-aduk baskom.

Selanjutnya, kedelai pun dicuci bersih lalu direndam dengan air panas. Kenapa harus direndam ya? “Supaya kedelainya empuk sehingga nantinya mudah untuk dihancurkan di blender.” jelas Mama Kean. Kalau diperhatikan, kedelai yang direndam air panas ukurannya membesar dan kulitnya jadi keriput. Kenapa ya? “Kaya kita kalo berenang kelamaan, tangannya jadi keriput juga kemasukan air.” komentar Irham. Wah, analogi yang bagus tuh!

Setelah direndam selama beberapa menit, keledai… eh, kedelai maksudnya, siap untuk diolah. Satu takar gelas blender berisi kedelai dimasukkan ke dalam blender yang sudah berisi air panas. Tombol blender pun ditekan. Wah, kedelainya jadi halus dan menyatu dengan air panas ya! Setelah itu barulah dituangkan 5 sendok coffe cream dan 5 sendok gula. Blender lagi sampai halus. Voila… jadi deh susu kedelainya. Mudah kan caranya?

Kelas 1 pun mengantri untuk mendapatkan segelas susu. Tak lama anak-anak pun sibuk mencicipi susu di gelasnya masing-masing. Tak ketinggalan seekor kucing yang lagi santai, kebagian jatah segelas susu dari Qinthara. Makasih ya Qintha…

Hiruk pikuk di kelas 1 membuat kakak-kakak dari SL tertarik. Mereka pun datang ke saung kelas 1 dan turut menyaksikan pembuatan susu kedelai. Tak lama, lewatlah serombongan anak kelas 3 SD. “Kelas 1 lagi ngapain?” tanya salah seorang dari mereka.”
“Lagi bikin susu kedelai.” jawab Bu Sari.
“Dijual nggak? Mau beli dong! Harganya berapa?” tanyanya lagi.
“Seribu deh!” jawab Fira.
“Yah, mahal banget. Lima ratus aja ya?” tawar anak kelas 3 itu.
“Iya deh. Ini dia.” Fira pun mengangsurkan segelas susu kedelai kepada anak tersebut.
Wah, setelah itu jadi ramai. Kelas 1 bersemangat keluar kelas untuk menawarkan susu kedelai pada anak-anak kelas lain.

Kebetulan hari itu ada kunjungan dari SD Mutiara Harapan yang muridnya berbahasa Inggris. Mereka ikutan outbond bersama kelas 2 SD, bergelantungan di spider web dekat saung kelas 1. Sebagian anak kelas 1 yang diprakarsai Naufal dan Kean pun berniat menawarkan susu pada ibu gurunya. Setelah sedikit sikut-sikutan (“Kamu yang bilang deh!” suruh Kean. “Kamu ajalah” tolak Naufal. “Kamu!” “Kamu!”) akhirnya Naufal pun menghampiri sang ibu guru bule.

“Miss, beli susunya dong.” tawar Naufal.
“Susu apa ini?” tanya miss bule. Ternyata ibu gurunya bisa bahasa Indonesia kok!
“Susu kedelai.” jelas Naufal.
“Harganya berapa?” tanya miss bule lagi.
“Lima ribu.” tembak Naufal pasti. He, he, he… giliran bule aja dikasih harga tinggi. Aji mumpung nih!
“Seribu saja yah. Jangan kemahalan dong!” protes miss bule. Wah gagal nih dapat untung gede, bulenya bisa nawar euy… he, he, he…

Selagi sebagian anak berjualan, Adin, Haekal dan Daud asyik membaca buku tentang kedelai dari perpustakaan sekolah. Buku bergambar itu menjelaskan cara membuat tempe dan tahu dari kedelai. Untuk membuat tempe, ditambahkan kapang atau ragi pada kedelai. Sedangkan untuk membuat tahu, ditambahkan cuka pada kedelai yang telah dihaluskan. Oh, ternyata kedelai itu bisa diolah jadi berbagai macam makanan ya. Kapan-kapan kita buat tempe dan tahu yuk!





SD 1 : Latihan Fisik di Lapangan SABUGA

12 12 2007

Untuk persiapan outing ke Tangkuban Perahu, pada hari Selasa 27 November 2007, kelas 1 melakukan latihan fisik di lapangan Sabuga. Latihan fisik dimulai dengan pemanasan yang dipandu oleh Pak Nandang. Selanjutnya Pak Sururi mengambil alih pimpinan. “Kelas satu, ayo bikin kelompok. Setiap kelompok berjumlah 6 orang.”  

Kelompok satu terdiri dari Ihsan, Adin, Haekal, Farhan, Kean, dan Kelana. Kelompok 2 beranggotakan Yudo, Noval, Gilang, Najat, Irham, Daud dan Bang Arul. Kelompok 3 tenatu saja perempuan semua : Biya, Ivo, Pica, Sarah, Fira dan Ica. Kebetulan hari ini Fauzi, Kavin dan Qinthara tidak masuk, jadi jumlahnya hanya 20 anak deh! 

Ini dia sepotong cerita dan foto yang berhasil dijepret hari itu :





SD 1 : Wall Climbing at Eiger Cihampelas

20 11 2007

Hari ini kelas 1 ke Eiger mau nyobain Wall Climbing. Anak-anak semangat banget setelah sebelumnya minggu lalu kecewa karena nggak jadi berangkat. Untung hari ini Eiger-nya bisa. Bahkan kelas 2 B juga ikut.

Karena yang ikut lumayan banyak, jadi naik 3 mobil : mobil jemputan, mobil Biya ama mobil Adin. Di jalan tebak-tebakan deh:

“Zebra apa yang dilindes nggak mati?”. “Zebra Cross”
“Ikan apa yang matanya banyak?”. “Ikan teri sekilo”
“Kebo apa yang cape?”.”Ke Bogor jalan kaki.”
He, he, he lumayan ngisi waktu di jalan…

Sampai di Eiger, anak-anak langsung gentar ngeliat Climbing Wall di depan Eiger yang tinggi banget. Kebetulan dinding ini sedang dipakai latihan sama sekelompok orang yang besar-besar. “Ih, takut ah. Tinggi banget!” komentar anak-anak. Ternyata bukan dinding ini yang bakal dipanjat, tapi dinding khusus untuk anak-anak di bagian dalam toko.

Selanjutnya, kelas 1 pemanasan dulu dipimpin Pak Sururi sementara Bu Sari membeli tiket seharga 10.000/orang. Setelah itu, baru deh masuk ke toko mengintip kelas 2B yang sudah lebih dulu masuk ke ruang panjat. Ruang panjat anak terletak di samping kiri toko. Ruang tersebut berjendela besar sehingga kita bisa ngintip ke dalam, melihat kelas 2B yang sedang memanjat dinding beriringan.

Nggak betah nongkrong dekat jendela, kelas 1 pun menyebar ke belakang toko. Wah, ada perahu karet nih. Berposelah kelas 1 di situ. Sekalian panjat-panjatan. Latihan dulu kali, sebelum Wall Climbing di dalam. Selain itu juga ada sepeda, tenda, perahu kayu dan kano yang dipajang di belakang toko.

Untuk masuk ke ruang panjat, kelas 1 harus naik tangga putar dulu ke ruangan di atas ruang panjat. Di sana tas dan sepatu dititipkan supaya tidak merepotkan. Lalu dengan menggunakan tangga dinding, satu demi satu anak-anak pun turun memasuki ruang panjat.

Climbing Wall-nya cukup lebar dan panjang. Anak-anak harus menyusuri dinding dari kiri ke kanan secara bergiliran. Sebelumnya tangan harus dilumuri kapur dulu supaya tidak licin. Kelas 1 semangat sekali mencoba memanjat dinding. Yang jatuh tidak perlu khawatir karena ada kasur yang empuk sebagai dasarnya. Penuh semangat anak-anak mencoba, yang jatuh segera kembali mengantri untuk mencoba dari awal.

“Eh, yang bikin Climbing Walinya itu Babaku lho. Namanya ABALABA. Aku udah sering ke situ jadi pada kenal.” celoteh Haekal yang memang paling betah manjat-manjat sampai tinggi banget sementara yang lain udah mau pulang.

Hampir 1 jam anak-anak berada di dalam ruangan. Keringat mereka pun turun membanjiri wajah dan rambut. Memang agak panas di dalam ruangan.

Ini dia wajah kelas 1 yang penuh semangat :

Jam 11 kelas 1 pun kembali lagi ke SAB. Bagaimana kesan-kesannya? Menyenangkan?
“Seneng tapi cape!” kata Adin.
“Sakit tangannya.” tambah Farhan.
“Tadi aku masuk ke tembok yang ada lubang hitamnya.” cerita Ihsan.
“Aku juga….” ujar Kelana.
“Memang didalamnya ada apa?” tanya Bunda Adin.
“Setan!” teriak Ihsan.
“Bukan… pocong…” ralat Najat.
“Suster ngesot tau….” tambah Kelana.
He, he, he… imajinasi anak nggak ada duanya yah. Pengaruh film horor Indonesia yang lagi booming?

Sepanjang jalan pulang, anak-anak bernyanyi lagu Potong Bebek Angsa yang sudah “digubah” bagian reff-nya:
Masuk ke hutan
Nyolong rambutan
Dikejar-kejar sama orang utan

Ada-ada aja….





SD 1 : Buka Puasa Bersama

2 11 2007

Jumat, 21 September 2007, SAB mengadakan acara buka puasa bersama antara murid, orang tua dan guru SAB. Ini dia foto-fotonya :





SD 1 : Outing ke Gramedia

3 10 2007

Hari ini hari pertama puasa, Kamis 13 September 2006. Setelah kemarin berpanas-panasan pawai, sekarang kelas 1 berkunjung ke toko buku Gramedia di Jl. Merdeka.

Jam 9 lebih seperempat, anak-anak tiba di pelataran parkir Gramedia. Kami disambut oleh staf Gramedia dengan ramah. Kak Bayu yang memegang megaphone menyambut anak-anak yang berbaris di depan pintu masuk. Di sampingnya berdiri Kak Adjat yang akan turut memandu kami mengelilingi Gramedia.

Kak Bayu menyapa anak-anak,” Selamat pagi anak-anak. Assalamualaikum.”
“Wa’alaikum salam.” sambut anak-anak.
“Wah, kurang keras nih suaranya. Semangat dong…,” komentar Kak Adjat,” Assalamualaikum, adik-adik!”
“Wa’alaikum salaaaam.” teriak anak-anak menggelegar. Nah itu namanya baru anak- anak SAB yang penuh semangat. He, he,he…

“Sekarang, kakak akan memperlihatkan Gramedia kepada adik-adik semua yah. Nanti juga akan ada percobaan sains. Terus ada game-nya lagi. Hadiahnya banyak lho. Senang tidak?” tanya Kak Bayu.
“Senaaaaang!” teriak anak-anak. Wah, kalau dapat hadah langsung pada merhatiin dengan semangat 45 nih !

“Sekarang, sebelum mulai kita berdoa mau belajar dulu, ya. Ayo, siapa yang mau mimpin doa?” tawar Kak Bayu. Beberapa anak mengacungkan jari dengan semangat. Akhirnya Fauzi yang terpilih buat maju ke depan.

Dibantu Bu Sari, Fauzi pun memegang mike sambil melafalkan doa,” Roditubillah hirobah. Wa bi Islam midina. Wa bim muhammadin nabiyya warasulullah. Robbi zidni ilman warzuqni fahman. Amin.” Hadiah yang pertama pun jatuh ke tangan Fauzi. Sebatang bolpoin berwarna shocking green yang lucu.

Area yang pertama dikunjungi adalah Lantai Dasar. Kami semua berbaris mengikuti Kak Bayu dan Kak Adjat yang menerangkan jenis-jenis barang yang dijual di Lantai Dasar tersebut.

“Ada yang tahu nggak, diskon itu apa ya, adik-adik?” tanya Kak Bayu ketika mendekati area stationery berpotongan harga.
“Dimurahin.” jawab Kean lantang dan pasti. He, he, he….
Yak, betul….! Dapet bolpoin deh Kean…

Sebelum lanjut ke lantai atas, kami melewati tempat penitipan barang. Kak Adjat bertanya,”Ini tempat apa adik-adik?”
“Tempat penitipan balang!” satu suara lantang menjawab.
“Untuk apa ya penitipan barang itu?” tanya Kak Adjat lagi.
“Untuk menitipkan balangnya olang-olang!” jawab suara itu lagi.
Siapa itu? Itulah Fikli… eh, Fikri deng… he, he, he….

Selanjutnya kami diperlihatkan cara kerja bagian Informasi di lantai atas. Bang Arul bahkan mau mencoba memberi pengumuman lewat mike. Tapi pas udah giliran ngomong kok suaranya kecil banget yah, nggak sesuai ama bobot tubuhnya nih? Masih malu-malu nih Bang Arul…. Ga papa deh, latihan dulu kali!

Tibalah kami ke lantai paling atas. Karpet biru yang lebar telah digelar untuk tempat duduk anak-anak. Di depannya terdapat meja tempat benda-benda untuk percobaan diletakkan. Wah, ternyata Kak Bayu dan Kak Adjat mau menunjukkan percobaan sains dari buku.

“Sebelumnya, Kakak mau bagi-bagi hadiah dulu nih lewat game.” kata Kak Bayu. “Siapa yang duduknya paling manis boleh ikut game ini.”

Ternyata Ica, Ivo, Najat dan Adin yang terpilih ikutan game menyusun buku. Ica dan Najat membentuk tim melawan Ivo dan Adin. Siapa yang paling banyak meyusun buku tanpa jatuh, maka kelompoknya yang menang.

Ayo, ayo, semuanya memberi semangat. Ih, susah juga ya menegakkan buku. Jatuh melulu, nih! Tapi Najat jagoan lho, paling banyak menyusun bukunya. Jadi kelompoknya Najat dan Ica menang deh! Tapi tenang aja, semuanya dapat hadiah kok. Buku FARM yang lucu! Asyik!

Nah, sekarang tiba saatnya percobaan dimulai. Kak Bayu dan Kak Adjat mulai meniup balon. Terus balonnya ditusuk peniti. Ajaib …balonnya nggak meletus!

Padahal anak-anak udah pada tutup kuping takut ngedenger suara balon meletus. Malah meletusnya waktu ditetesi minyak kayu putih. Aneh kan? Ayo, kenapa coba? Sulap atau sihir? Bukan kok, penjelasannya bisa didapat di buku “82 Percobaan Ilmu Pengetahuan”. Coba dicari ya?

Berikutnya, Biya jadi asistennya Kak Adjat. Biya pegang balon kuning. Terus ke dalam balon kuning itu dimasukkan beberapa sendok soda kue oleh Kak Adjat. Sementara itu, Kak Bayu menuangkan cuka ke botol. Lalu balon berisi soda kue itu dipasangkan di atas mulut botol. Apa yang terjadi?

Soda kue di dalam balon jatuh di atas cuka dan bereaksi membentuk busa. Terbentuklah gas karbondioksida yang mengakibatkan balon membesar. Wuih, Biya sampai terkejut melihat balonnya membesar!

Selanjutnya, percobaan gunung meletus. Ke dalam miniatur gunung dimasukkan bubuk putih. “Apa ini anak-anak?” tanya Kak Adjat. Eh, anak-anak nggak ada yang jawab. Kak Bayu membantu, “Ini soda ku…”. “Shodaqollahuladzim…” sambar Ihsan keras. He, he, he…. ketahuan nih Ihsan rajin ngaji ya!

Terus, Kak Adjat memasukkan bubuk pewarna merah. Terakhir, cuka pun dituangkan. Wah, cairan merah langsung meluap keluar dari dalam gunung. Persis seperti lava ya….

Masih seputar timbulnya gas karbondioksida, botol yang diisi soda kue dan cuka dihubungkan ke gelas berisi air melalui sedotan. Gas dari botol pun pindah melalui sedotan, mengakibatkan air di gelas berbusa putih. Kaya soda ya?

Haekal sampai bertanya,”Bisa diminum nggak yah airnya?” He, he, he… Haekal kehausan yah, sampai kabita gitu!

Yang menarik lagi adalah percobaan tinta rahasia. Farhan diminta menulis nama teman terbaiknya di atas kertas menggunakan tinta air jeruk. Lalu kertas itu dikeringkan dengan hairdrier. Selanjutnya campuran air dan betadine diulaskan di atas tulisan yang tak terlihat tadi. Wah, sekarang tulisannya terbaca. Teman terbaik Farhan adalah : Adin. 

Setelah seluruh percobaan selesai, anak-anak dipersilakan memilih buku sesuai kesukaan masing-masing. Kelas 1 pun sibuk melihat-lihat buku. Anggaran yang diberikan adalah Rp 20.000/anak. Ada yang beli 2 buku, ada juga yang hanya 1.

Kemudian anak-anak berbaris mengantri dengan tertib di depan kasir. Bu Sari memberi uang Rp 20.000 untuk setiap anak sehingga semuanya bisa belajar membayar sendiri buku pilihannya. 

Nah, akhirnya selesai juga rangkaian acara kunjungan ke Gramedia. Anak-anak pun berpamitan kepada Kak Bayu, Kak Adjat dan semua staff Gramedia yang dengan ramah telah menerima kehadiran kami semua. Sampai jumpa lagi!