SD 1 : Wall Climbing at Eiger Cihampelas

20 11 2007

Hari ini kelas 1 ke Eiger mau nyobain Wall Climbing. Anak-anak semangat banget setelah sebelumnya minggu lalu kecewa karena nggak jadi berangkat. Untung hari ini Eiger-nya bisa. Bahkan kelas 2 B juga ikut.

Karena yang ikut lumayan banyak, jadi naik 3 mobil : mobil jemputan, mobil Biya ama mobil Adin. Di jalan tebak-tebakan deh:

“Zebra apa yang dilindes nggak mati?”. “Zebra Cross”
“Ikan apa yang matanya banyak?”. “Ikan teri sekilo”
“Kebo apa yang cape?”.”Ke Bogor jalan kaki.”
He, he, he lumayan ngisi waktu di jalan…

Sampai di Eiger, anak-anak langsung gentar ngeliat Climbing Wall di depan Eiger yang tinggi banget. Kebetulan dinding ini sedang dipakai latihan sama sekelompok orang yang besar-besar. “Ih, takut ah. Tinggi banget!” komentar anak-anak. Ternyata bukan dinding ini yang bakal dipanjat, tapi dinding khusus untuk anak-anak di bagian dalam toko.

Selanjutnya, kelas 1 pemanasan dulu dipimpin Pak Sururi sementara Bu Sari membeli tiket seharga 10.000/orang. Setelah itu, baru deh masuk ke toko mengintip kelas 2B yang sudah lebih dulu masuk ke ruang panjat. Ruang panjat anak terletak di samping kiri toko. Ruang tersebut berjendela besar sehingga kita bisa ngintip ke dalam, melihat kelas 2B yang sedang memanjat dinding beriringan.

Nggak betah nongkrong dekat jendela, kelas 1 pun menyebar ke belakang toko. Wah, ada perahu karet nih. Berposelah kelas 1 di situ. Sekalian panjat-panjatan. Latihan dulu kali, sebelum Wall Climbing di dalam. Selain itu juga ada sepeda, tenda, perahu kayu dan kano yang dipajang di belakang toko.

Untuk masuk ke ruang panjat, kelas 1 harus naik tangga putar dulu ke ruangan di atas ruang panjat. Di sana tas dan sepatu dititipkan supaya tidak merepotkan. Lalu dengan menggunakan tangga dinding, satu demi satu anak-anak pun turun memasuki ruang panjat.

Climbing Wall-nya cukup lebar dan panjang. Anak-anak harus menyusuri dinding dari kiri ke kanan secara bergiliran. Sebelumnya tangan harus dilumuri kapur dulu supaya tidak licin. Kelas 1 semangat sekali mencoba memanjat dinding. Yang jatuh tidak perlu khawatir karena ada kasur yang empuk sebagai dasarnya. Penuh semangat anak-anak mencoba, yang jatuh segera kembali mengantri untuk mencoba dari awal.

“Eh, yang bikin Climbing Walinya itu Babaku lho. Namanya ABALABA. Aku udah sering ke situ jadi pada kenal.” celoteh Haekal yang memang paling betah manjat-manjat sampai tinggi banget sementara yang lain udah mau pulang.

Hampir 1 jam anak-anak berada di dalam ruangan. Keringat mereka pun turun membanjiri wajah dan rambut. Memang agak panas di dalam ruangan.

Ini dia wajah kelas 1 yang penuh semangat :

Jam 11 kelas 1 pun kembali lagi ke SAB. Bagaimana kesan-kesannya? Menyenangkan?
“Seneng tapi cape!” kata Adin.
“Sakit tangannya.” tambah Farhan.
“Tadi aku masuk ke tembok yang ada lubang hitamnya.” cerita Ihsan.
“Aku juga….” ujar Kelana.
“Memang didalamnya ada apa?” tanya Bunda Adin.
“Setan!” teriak Ihsan.
“Bukan… pocong…” ralat Najat.
“Suster ngesot tau….” tambah Kelana.
He, he, he… imajinasi anak nggak ada duanya yah. Pengaruh film horor Indonesia yang lagi booming?

Sepanjang jalan pulang, anak-anak bernyanyi lagu Potong Bebek Angsa yang sudah “digubah” bagian reff-nya:
Masuk ke hutan
Nyolong rambutan
Dikejar-kejar sama orang utan

Ada-ada aja….


Actions

Information

3 responses

8 01 2008
andy 135

bina terus hingga manjadi climber masa depan indonesia…
jayadunia panjat tebing

4 06 2008
14 09 2010
daud

Paragraf 3:
Dari saya sendiri:
Monyet apa yang kerasukan ?
Monyet kerasukan
Foto:
Harusnya Aku difoto waktu lagi jatuh.
Paragraf Kedua terakhir:
Kalau menurut Aku yang ada disana mah,orang ketakutan sama orang nabrak tembok. (Kan mereka (Ihsan,Najat,Kelana) bilang yang horor,jadi wajar disana ketakutan,terus nabrak dinding,seperti Aku ketika main di kolong meja.
Paragraf Terakhir:
Kalau Aku punya lagu baru,seperti ini :

Topan geledek angsa
Angsa dikentutin
Pocong minta kentut
Kentut 4 x

*Kentut ke kanan
Kentut ke kiri
Orang – orangnya udah pada pingsan

Masuk ke hutan
Ambil rambutan
Dikejar – kejar sama orang utan

Keluar hutan
Tanpa Rambutan
Tetap dikejar sama orang utan

(Lagu Ila liqo)
(Back to *)

Leave a comment